HUKUM HUKUM KEMAGNETAN
Hukum Hukum Kemagnetan
Bunyi-Bunyi Hukum Listrik dan Magnet
1.
BUNYI HUKUM COULOMB
“gaya
yang dilakukan oleh suatu muatan pada titik lainnya bekerja sepanjang garis
yang menghubungkan kedua muatantesebut. Besarnya gaya berbanding terbalik
kuadrat jaarak keduanya, berbanding lurus dengan perkalian kedua muatan”.
2.
BUNYI HUKUM GAUSS
“jumlah
garis-garis medan listrik (fluks listrik) yang menembus suatu permukaan
tertutup sama dengan jumlah muatan listrik yang dilingkupi oleh permukaan
tertutup itu dibagi dengan permitivitas udara ”.
3.
BUNYI HUKUM OHM
“Besar
arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus
dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya”. Sebuah benda penghantar
dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung
terhadap besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya.
4. BUNYI
HUKUM KIRCHOFF
a.
Hukum
Kirchoff I
“jumlah
kuat arus yang masuk dalam titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang
keluar dari titik percabangan”.
b.
Hukum Kirchoff II
“dalam rangkaian tertutup,
jumlah aljabar GGL (E) dan jumlah penurunan potensial adalah nol”.
5.
BUNYI
HUKUM BIOT dan SAVART
“Gaya
akan dihasilkan oleh arus listrik yang mengalir pada suattu penghantar yang
berada diantara medan magnetik”.
6. BUNYI
HUKUM AMPERE
“Intergral
garis induksi magnetik B melalui lintasan tertutup sama dengan kali
jumlah yang terlingkupi oleh lintasan itu”.

Hal
ini juga merupakan kebalikan dari hukum faraday, dimana faraday memprediksikan
bahwa tegangan induksi akan timbul pada penghantar yang bergerak dan memotong
medan magnetik. Hukum ini diaplikasikan pada mesin-mesin listrik, dan gambar 2
akan menjelaskan mengenai fenomena tersebut.

Gambar 2. Hukum Ampere-Biot-Savart, Gaya induksi Elektromagnetik.
7. BUNYI
HUKUM FARADAY
“GGL
induksi yang timbul antara ujung-ujung loop suatu penghantar berbanding lurus
denngan laju perubahan fluks magnetik yang dilingkupi oleh loop penghantar
tersebut”.
Hal
ini juga merupakan kebalikan dari hukum faraday, dimana faraday memprediksikan
bahwa tegangan induksi akan timbul pada penghantar yang bergerak dan memotong
medan magnetik. Hukum ini diaplikasikan pada mesin-mesin listrik, dan gambar 2
akan menjelaskan mengenai fenomena tersebut.
Kedua pernyataan beliau diatas menjadi hukum dasar listrik yang menjelaskan mengenai fenomena induksi elektromagnetik dan hubungan antara perubahan flux dengan tegangan induksi yang ditimbulkan dalam suatu rangkaian, aplikasi dari hukum ini adalah pada generator. Gambar 1 akan menjelaskan mengenai fenomena tersebut.
8.
BUNYI HUKUM LENZ
“Arah
arus induksi pada suatu rangkaian adalah sedemikian rupa sehingga menimbulkan
medan magnetik induksi yang menentang perubahan medan magnetik ( arus induksi
berusaha mempertahankan agar fluks magnetik total adalah konstan )”.

Hukum
Lenz inilah yang menjelaskan mengenai prinsip kerja dari mesin listrik dinamis
(mesin listrik putar) yaitu generator dan motor.

Gambar 3. Hukum Lenz- gaya aksi dan reaksi.
Konversi Energi
Elektromekanik
Ketiga hukum dasar listrik diatas terjadi pada proses kerja dari suatu mesin listrik dan hal ini merupakan prinsip dasar dari konversi energi. Secara garis besar, elektromekanik dari mesin listrik dinamis dinyatakan:
“Semua energi listrik dan energi mekanik mengalir kedalam mesin, dan hanya sebagian kecil saja dari energi listrik dan energi mekanik yang mengalir keluar mesin (terbuang) ataupun disimpan didalam mesin itu sendiri, sedangkan energi yang terbuang tersebut dalam bentuk panas”
Sedangkan hukum kekelan energi pertama menyatakan bahwa:
“energi tidak dapat diciptakan, namun dapat berubah bentuk dari satu bentuk energi ke bentuk energi lainnya”
Aplikasi dari 4 dasar prinsip kerja mesin listrik dinamis dan hukum kekalan energi digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4. Prinsip Konversi Energi Elektromekanik.
Tanda positif (+) menunjukkan energi masuk, sedangkan tanda negatif (-) menunjukkan energi keluar. Panas yang dihasilkan dari suatu mesin yang sedang melakukan proses selalu dalam tanda negatif (-).
Sedangkan untuk energi yang tersimpan, tanda positif (+) menujukkan peningkatan energi yang tersimpan, sedangkan tanda negatif (-) menunjukkan pengurangan energi yang tersimpan.
Keseimbangan dari bentuk-bentuk energi diatas tergantung dari nilai efisiensi mesin dan sistem pendinginannya.
Fluksi Medan Magnet
Medan magnet tidak bisa kasat mata namun buktinya bisa diamati dengan kompas atau serbuk halus besi. Daerah sekitar yang ditembus oleh garis gaya magnet disebut gaya medan magnetik atau medan magnetik. Jumlah garis gaya dalam medan magnet disebut fluksi magnetik.
Gambar 1. Belitan kawat berinti udara dan garis-garis gaya magnet.
Menurut satuan internasional besaran fluksi magnetik (Φ) diukur dalam Weber, disingkat Wb dan didefinisikan dengan:
”Suatu medan magnet serba sama mempunyai fluksi magnetik sebesar 1 weber bila sebatang penghantar dipotongkan pada garis-garis gaya magnet tsb selama satu detik akan menimbulkan gaya gerak listrik (ggl) sebesar satu volt”
Weber = Volt x detik
[Φ] = 1 Voltdetik = 1 Wb
Belitan kawat yang dialiri arus listrik DC maka didalam inti belitan akan timbul
medan magnet yang mengalir dari kutub utara menuju kutub selatan, seperti diperlihatkan pada gambar 2.
Gambar 2. Daerah Pengaruh medan magnet.
Pengaruh gaya gerak magnetik akan melingkupi daerah sekitar belitan yang diberikan warna arsir. Gaya gerak magnetik (θ) sebanding lurus dengan jumlah belitan (N) dan besarnya arus yang mengalir (I), secara singkat kuat medan magnet sebanding dengan amper-lilit.
θ = I . N
[θ] = Amper-turn
dimana;
θ = Gaya gerak magnetic
θ = Gaya gerak magnetic
I = Arus mengalir ke belitan
N = Jumlah belitan kawat
Contoh : Belitan kawat sebanyak 500 lilit, dialiri arus 2 A.
Hitunglah a) gaya gerak magnetiknya b) jika
kasus a) dipakai 1000 lilit berapa besarnya arus ?
Jawaban :
a) θ = I . N = 500 lilit x 2 A = 1.000 Ampere-lilit
a) θ = I . N = 500 lilit x 2 A = 1.000 Ampere-lilit
b) I = θ /N = 1.000 Amper-lilit/1000 lilit =
1 Ampere.
Kuat Medan Magnet
Dua belitan berbentuk toroida dengan ukuran yang berbeda diameternya. Belitan toroida yang besar memiliki diameter lebih besar, sehingga keliling lingkarannya lebih besar. Belitan toroida yang kecil tentunya memiliki keliling lebih kecil. Jika keduanya memiliki belitan (N) yang sama, dan dialirkan arus (I) yang sama maka gaya gerak magnet (Θ = N.I) juga sama. Yang akan berbeda adalah kuat medan magnet (H) dari kedua belitan diatas.
Persamaan kuat medan magnet adalah:
Dimana:
H = Kuat medan magnet
lm = Panjang lintasan
θ = Gaya gerak magnetic
I = Arus mengalir ke belitan
N= Jumlah belitan kawat
Contoh : Kumparan toroida dengan 6.000 belitan kawat, panjang lintasan magnet 30cm, arus yang mengalir sebesar 200 mA. Hitung besarnya kuat medan magnetiknya.
Jawaban :
H = I.N/Im = 0,2 A. 6.000 / 0,3 = 4000 A/m
Kerapatan Fluksi Magnet
Efektivitas medan magnetik dalam pemakaian
sering ditentukan oleh besarnya “kerapatan fluksi magnet”, artinya fluksi
magnet yang berada pada permukaan yang lebih luas kerapatannya rendah dan
intensitas medannya lebih lemah, sedangkan pada permukaan yang lebih sempit
kerapatan fluksi magnet akan kuat dan intensitas medannya lebih tinggi.
Kerapatan fluksi magnet (B) atau induksi magnetik didefinisikan sebagai:
“fluksi persatuan luas penampang”
Satuan fluksi magnet adalah Tesla. Persamaan fluksi magnet adalah:
Dimana;
B = Kerapatan medan magnet
B = Kerapatan medan magnet
Φ = Fluksi magnet
A = Penampang inti
Contoh : Belitan kawat bentuk inti persegi 50mm x 30 mm, menghasilkan kerapatan fluksi magnet sebesar 0,8 Tesla. Hitung besar fluksi magnetnya.
Jawaban: B = Φ/ A, maka Φ = B.A = 0,08T x (0,05 m x 0,03 m) = 1,2 mWb
RANGKAIAN MAGNET
Permeabilitas Magnet
Daya hantar atau permeabilitas magnet
μ merupakan parameter bahan yang menentukan besarnya fluks
magnetik.
Permeabilitas ruang kosong μo telah
terpilih sebagai konstanta referensi.
μo =
1,256 . 10-6 [Weber/ampere x
meter] (Wb/Am atau H/m)
Dalam sistem satuan elektromagnet yang lama μo bernilai
μo =
1,256 [Gauss x sentimeter/ampere] (G•cm/A)
Permeabilitas μ dari setiap bahan yang lain
dinyatakan sebagai kelipatan μo .
Pengganda dinamakan permeabilitas
relatif μr, sehingga
μ = μo • μr
Untuk kebanyakan bahan μr,
harganya mendekati satu, hingga permeabilitasnya praktis sama dengan μo .
Pengecualian terhadap keadaan ini ialah bahan feromagnetik;
permeabilitas relatif μr jenis bahan tersebut jauh lebih besar
daripada satu.
Bahan-bahan feromagnetik adalah
Kobalt μr sampai 70
Nikel μr sampai 200
Besi
dan besi paduan μr` sampai 100.000
Disebabkan oleh nilai permeabilitasnya yang
tinggi, bahan feromagnetik dipergunakan untuk rangkaian magnet, umpamanya untuk
magnet listrik (elektromagnet) dalam mesin listrik dan transformator.
Rangkaian Magnet
Jejak tertutup arus listrik dinamakan “
Rangkaian Listrik “ (Gambar 16)
Sehubungan dengan itu jejak tertutup untuk
fluks magnetik
dinamakan “ Rangkaian Magnet “

Parameter-parameter berikut ini adalah
ekuivalen (setara):
Tahanan Ohm
R Reluktansi
magnet RM
Arua Listrik
I Fluks
Magnetik Φ
Gaya Gerak
Listrik atau Gaya
Gerak Magnetis atau
GGL E yang
menggerakkan GGM
θ yang menimbulkan
arus melalui
rangkaian fluks
magnetik
Perbandingan Rangkaian
Magnet dan Rangkaian Listrik
Kita telah melihat bahwa “rangkaian listrik”
dan “rangkaian magnet” adalah ekuivalen (setara). Oleh sebab itu hubungan
matematika dalam kedua rangkaian harus serupa.
Marilah kita pergunakan diagram rangkaian
yang sama untuk kedua rangkaian:
Rangkaian
Listrik Rangkaian
Magnet
![]() |
GGL E menggerakkan arus
I GGM
θ menghasilkan fluks magnetik
melalui tahanan Ohm
R. melalui
reluktansi magnet RM.
Kita memiliki Hukum Ohm
untuk Kita
memiliki Hukum Ohm untuk
Rangkaian
Listrik: Rangkaian
Magnet:
![]() |
Komentar
Posting Komentar